PEMBESARAN DAN PERAWATAN
Setelah kita sudah mengenal tentang Ikan jerapu dan potensi pasar tentu kita sudah yakin bahwa ikan kjerapu memang memiliki potensi pasar yg sangat menjanjikan, maka tidak heran jika kita tertarik untuk melakukan budidaya dengan sistim pembesaran. Agar dalam proses pembesaran ikan kerapub ini terjamin kita perlu tahu bagaimana proses selanjutnya kita ikuti terus disini sahabat. Pembesaran ikan kerapu yang dimulai dari benih berukuran relatif kecil memeriukan beberapa tahapan. Tahapan ini berguna imtuk menghindari kematian. Dalam tahap ini, ikan diseleksi berdasarkan ukurannya karena ikan kerapu muda umumnya bersifat kanibal. Setelah yakin ukuran ikan dalam tempat pemeliharaan sudah seragam maka dapat dilakukan pembesaran dan perawatan.
A. Padat Penebaran
Sebelum ditebar ke kajapung, sebaiknya benih ikan diberi desinfektan agar keadaan benih selalu sehat. Caranya, benih direndam ke dalam larutan formalin dengan dosis 15 - 25 ppm (kira-kira 1 sendok makan per 250 - 400) selama ½ - 1 jam. Sewaktu menebar benih perlu diingat bahwa mata jaring karamba harus sesuai dengan ukuran ikan, jangan sampai ukurannya terlalu besar karena dapat menyebabkan benih ikan lolos dari karamba.
Benih yang sangat kecil, misalnya kerapu lumpur yang panjangnya kurang dari 10 cm, hams melalui tahapan pendederan. Pada tahap pendederan ini benih yang berukuran 2 - 3 cm dapat ditebar sebanyak 200 - 250 ekor/m3. Ikan yang tumbuh lebih cepat hams dipisahkan ke dalam satu ukuran. Bila telah meaicapai ukuran 5 cm, kepadatan benih ditunmkan menjadi 100 ekor/m3.
Tahap selanjutnya yaitu tahap pembesaran sampai ukuran konsumsi. Penebaran awal benihnya berukuran 20 - 50 g, meskipun terkadang dapat 100 - 200 g atau lebih. Bila berukuran 20 - 50 g, benih yang ditebar sebanyak 50 - 60 ekor/m3. Sedangkan bila berukuran 100 - 200 g. jumlah benih dikurangi menjadi 25 - 35 ekor/m3.
B. Pakan dan Cara Memberi Pakan
Biaya pakan merupakan biaya operasional terbanyak sehingga harus ditekan sampai sekecil-kecilnya, tetapi hasilnya optimal. Ini dapat dilakukan melalui pemilihan jenis pakan yang tepat dengan memperumbangkan kualitas nutrisi, selera ikan, dan harga yang relatif murah.
Dewasa ini, Indonesia masih menggunakan ikan non-ekonomis penting (ikan rucah) sebagai pakan pada pembesaran kerapu. Pakan buatan yang berupa pelet khusus untuk ikan kerapu belum beredar di pasar, Beberapa jenis yang tergolong ikan rucah yang baik untuk pakan kerapu ialah ikan tembang, selar, dan rebon. Pakan ikan rucah yang digunakan tersebut hams selalu segar. Namun, sering ketersediaan pakan tidak menentu sehingga perlu disimpan dalam lemasi es (freezer), asal penyimpanannya tidak lebih dan 1 minggu. Pakan yang tidak segar atau terlalu lama disimpan menyebabkan penurunan kualitas nutrisi (asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh ikan kerapu hilang karena proses oksidasi).
ikan-ikan non-ekonomis (ikan rucah) yang dijadikan sebagai pakan
Pada tahap pendederan, jumlah pakan diberikan 2 - 3 kali sehari dengan jumlah sampai kenyang (dihentikan kira-kira 15 menit setelah ikan tidak mau makan). Pemberian pakan pada tahap ini dilakukan dengan jalan memotong-motong ikan rucah disesuaikan dengan mulut ikan. Pada tahap pembesaran, ikan bemkuran 20 - 50 g, dapat diberikan pakan sebesar 15 % per hari dari bobot biomassa dan selanjutnya persentase diturunkan seiring dengan pertumbuhan ikan. Setelah mencapai ukuran 100 g pakan dapat diberikan sebanyak 10 % per hari dan kemudian dikurangi setiap satu bulan pemeliharaan. Namun, pemberian pakan ikan dapat dilakukan 2 hari sekali dengan jumlah sampai kenyang. Waktu pemberian pakan untuk ikan kerapu sebaiknya sesaat setelah matahari terbit atau sesaat sebelum matahari terbenam.
C. Perawatan Rakit
Rakit/karamba perlu dirawat agar dapat meningkatkan produksi dan menumnkan biaya. Mata jaring yang kecil akan memudahkan jaring karamba cepat kotor ditempeli organisme pengganggu, seperti beberapa jenis alga, teritip. dan kerang-kerangan. Menempelnya organisme tersebut akan menghambat pertukaran air. Untuk mengatasinya, karamba hams diganti.Karamba yang kotor dicuci dan dikeringkan yang nantinya untuk mengganti karamba yang kotor. Biasanya untuk karamba berukuran mata jaring kecil (1 inci) membutuhkan waktu ganti jaring 2 minggu, sedang untuk jarring bermata 2 inci membutuhkan waktu 3 - 4 minggu.
jarring karamba yang kotor perlu diganti
pencucian jarring dengan alat semprot bertekanan tinggi
Untuk kerapu lumpur, akan lebih baik bila dalam karamba dipasang pelindung yang terbuat dari ban mobil bekas, potongan pipa, atau potongan bambu. Ini dilakukan karena kerapu lumpur mempunyai sifat senang bersembunyi. Dengan berdiamnya ikan tersebut di dalam pelindung berarti mengurangi energi untuk gerak yang akan memungkinkan pertumbuhan ikan lebih cepat.
D. Pengendalian Penyakit
Di lingkungan alam, ikan dapat diserang berbagai macam penyakit atau parasit. Demikianjuga dalam pembudidayaan, bahkan penyakit/parasit tersebut dapat menyerang dalam jumlah yang lebih besar dan dapat menyebabkan kematian ikan. Oleh karena itu, pencegahan penyakit dan penanggulangan merupakan aspek budi daya yang penting.
Penyakit didefinisikan sebagai gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh. Penyakit dapat menyebabkan kematian, kekerdilan, periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang lebih rendah, dan hilangnya/menurunnya produksi.
Penyakit dapat ditimbulkan oleh satu atau berbagai macam sumber penyakit. Sebagai contoh, penyakit disebabkan oleh satu faktor, tetapi kemudian dibarengi oleh faktor yang lain. Bila terjadi semacam ini, penyakit kedua memanfaatkan kondisi yang disebabkan oleh penyakit penama.
Penyebab-penyebab penyakit antara lain stres, organisme patogen (seperti protozoa, bakteri, dan virus), perubahan lingkungan (seperti adanya blooming yang berkembang dalam jumlah yang banyak, misal alga), factor racun (seperti dosis obat yang berlebihan), dan kekurangan nutrisi. Penyebab yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaain tanda-tanda eksternal ikan yang sakit, misalnya kematian mendadak, perubahan tingkah laku, tidak mau makan, dan sisik lepas.
1. Stres
Ikan yang baru ditangkap dan kemudian dipelihara biasanya mengalami stres. Demikian pula ikan yang baru ditransportasikan dan saat ditebar. Stres dapat mengakibatkan ikan menjadi shock, tidak mau makan, kanibalisme, dan meningkatnya kepekaan terhadap penyakit. Hubungan antara ikan dan stres serta parasit dapat dilukiskan sebagai berikut.
hubungan antara ikan sebagai inang, parasit, dan lingkungan
Untuk mengurangi stres, saat penebaran benih hams dilakukan secara hati-hati. Ikan-ikan yang baru tidak boleh langsung dicampur dengan ikan-ikan yang lama. Tindakan akiimatisasi dilakukan dengan cara mengubah sedikit denii sedikit kondisinya sehingga menyerupai kondisi lingkungan yang baru. Sebagai contoh, benih-benih yang baru saja mengalami transportasi dan dikemas dalam kantong plastik tidak boleh langsung ditebar. Namun, periu dilakukan penyesuaian suhu teriebih dahulu. Caranya, ikan yang masih dalam kemasan kantong plastik, sebelum kantong dibuka, dimasukkan dulu ke dalam suatu kondisi yang sesuai dengan kondisi nantinya, dengan demikian suhu dalam ruangan kantong plastik sedikit demi sedikit akan sama dengan suhu di di luar plastik.
2. Mikroorganisme
Beberapa organisme yang dapat menyebabkan penyakit ikan ialah dari golongan crustacea, cacing, protozoa, jamur, bakteri, dan virus. Dari berbagai organisme tersebut yang sering timbul dan menyerang ikan kerapu budi daya antara lain berikut ini.
a. Nerocila sp
Nerocila sp termasuk golongan crustacea (hewan yang beruas-ruas) dan bersifat vivipar, yaitu telur-telur diinkubasi di bagian sisi bawah perut, setelah menetas baru dilepaskan agar berenang bebas dan menyerang ikan lain. Hewan ini mempakan parasit yang menyerang ikan berukuran lebih 50 g. Ukuran tubuh Nerocila yang dewasa sekitar 2 - 3 cm dan mudah dilihat dengan mata. Biasanya Nerocila menyerang bagian insang ikan sehingga pemapasan ikan terganggu. Namun, kadang-kadang ditemukan juga di rongga hidung ikan yang berukuran besar.
Nerocila sp yang menyerang insang ikan
Parasit ini ditanggulangi dengan cara sebagai berikut. Karamba diangkat dan ikan dimasukkan ke dalam bak, kemudian karamba tersebut disemprot dengan larutan formalin 1%. Sedangkan ikan-ikan yang ada dalam bak direndam dalam formalin 200 ppm beberapa menit sampai Nerocila rontok sendiri dan bisa dibuang.
b. Cacing
Cacing yang menjadi parasit ikan kerapu budi daya biasanya jenis Diplectanum. Cacing ini berukuran 0,5 - 1,9 mm dan mempunyai cirri khusus, pada ujung depan terdapat 2 pasang mata. Cacing menyerang insang ikan sehingga warna insang menjadi pucat dan kelihatan berlendir. Penyerangan penyakit ini sering dibarengi dengan penyakit lain, seperti vibriosis (bakteri vibrio).
Beberapa cara penanggulangan ikan yang diserang parasit Diplectanum sebagai berikut.
- Ikan-ikan yang terserang direndam dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 0,5 - 1 jam dan diulang setelah 3 hari.
- Ikan kerapu yang diserang direndam dalam air tawar selama 1 jam atau dalam air yang mengandung acriflavin 100 ppm selama 1 menit atau 10 ppm selama 1 jam.
Diplectanum sp, jenis cacing yang sering menyerang
Ikan kerapu
c. Protozoa
Protozoa merupakan kelompok penyebab penyakit yang paling penting karena dapat menyebabkan patogen pada ikan budi daya. Protozoa adalah hewan bersel satu, berukuran 10 - 500 um, dan dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Jenis protozoa yang sering menyerang ikan kerapu yaitu Cryptocayon sp. Penyakitnya disebut cryptocaryoniosis atau bintik putih (white spot). Organisme ini menyerang ikan pada bagian kulit dan insang. Tanda-tanda ikan yang diserang penyakit ini yaitu hilangnya selera makan, lesu, mata menjadi buta, sisik terkupas, kadang-kadang ada pendarahan, dan kerusakan sirip serta insang mengalami kerusakan dan terlihat banyak lendir yang menempel. Setelah gejala tersebut, dapat terus dilanjutkan dengan serangan sekunder oleh bakteri.
Cryptocaryon yang belum dewasa dinamakan tingkat trophon, berbentuk seperti buah per, sedangkan yang dewasa (mature trophon) berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 0,3 mm. Organisme ini dapat membentuk kista yang merupakan tingkat akhir dalam ikan yang terinfeksi. Dalam daur hidupnya tingkat ini disebut tingkat tomon.
Cryptocaryon muda
Dryptocaryon dewasa
ikan kerapu Lumpur yang kena penyakit crytocaryoniosis
Ada beberapa cara untuk menanggulangi penyakit ini, yaitu dengan merendam ikan dalam air laut yang mengandung formalin 200 ppm selama 0,5 - 1 jam, formalin 100 ppm + acrivlavin 10 ppm selama 1 jam, atau air tawar selama 1 jam (untuk kerapu lumpur). Perendaman tersebut diulang 2 - 3 kali.
Di samping Cryptocaryon, jenis protozoa lain yang sering menginfeksi ikan kerapu budi daya yaitu Thrichodina sp. Protozoa ini berbentuk seperti piring yang berbulu getar (cilia), berdiameter ± 0,1 mm. Penyakit ini juga menyerang insang dan kulit ikan dengan gejala dan penanggulangannya hampir sama dengan yang disebabkan oleh Cryptocaryon, tetapi luka cenderung lebih melebar dan kulit terjadi kerusakan.
d. Bakteri
Bakteri merupakan golongan mikroorganisme yang ukurannya lebihkurang seperduapuluh dari ukuran protozoa atau sel ikan. Dengan demikian hanya dapat dilihat dengan mikroskop perbesaran kuat (1000 x). Ada 3 jenis golongan bakteri yang sering menyebabkan penyakit pada ikan laut, yaitu bakteri perusak sirip (bacterial fin rot), bakteri vibrio, dan bakteri Streptococcus sp.
bakteri vibrio sp yang berbentuk batang (a) dan kerapu Lumpur yang
terserang kelihatan berwarna gelap (b)
1) Bakteri perusak strip (bacterial fin rot)
Biasanya sirip-sirip ikan mengalami kerusakan, terutama pada ujung-ujungnya. Pada bagian sirip ekor msak sehingga hanya tersisa bagian peduncle (dekat pangkal ekor). Ikan yang sakit ini biasanya diserang juga oleh bakteri Myxobacter, Vibrio, Pseudomonas, dan bakteri coccus gram negatif. Penyerangan oleh bakteri ini biasanya terjadi pada waktu penanganan hasil (pascapanen), mulanya ikan-ikan saling menggigit dan lukanya kemudian terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Banyak jenis antibiotik di pasar yang dapat digunakan untuk penanggulangan bakteri ini. Antibiotik tersebut antara lain nitrofurazone 15 ppm atau sulphonamid 50 ppm selama paling sedikit 4 jam, neomycin sulphate 50 ppm selama 2 jam, chloramphenicol 50 ppm selama 2 jam, dan acriflavin 100 ppm selama 1 menit.
2) Bakteri Vibrio sp
Bakteri ini merupakan gram negatif yang berbentuk batang dan menyebabkan penyakit vibriosis. Dua species bakteri vibrio yang biasa menyerang ikan kerapu, yaitu Vibrio alginolyticus dan V. parahaemotyticus. Ikan yang terserang oleh bakteri ini tampak berwama gelap. Penanggulangannya dapat dengan memberi oxytetracyclin sebanyak 0,5 g per kg pakan selama 7 hari atau chloramphenicol 0,2 g per kg pakan selama 4 hari (untuk ikan yang masih mau makan) atau dengan perendaman nitrofura-zone 15 ppm paling sedikit 4 jam (bila ikan tidak mau makan).
3) Bakteri Streptococcus sp
Bakteri ini menyebabkan penyakit Streptococcosis dengan tanda-tanda ikan kelihatan kelelahan, berenangnya tidak teratur, dan terjadi pendarahan pada mata. Bakteri Streptococcus tahan terhadap sejumlah antibiotic yang biasa digunakan untuk penanggulangan. Sebagai saran untuk pengobatan penyakit ini yaitu dengan pemberian ampixillin 0,5 g per kg pakan selama 5 hari atau erythromycin estolat 1 g per kg pakan selama 5 hari. Bila tidak mau makan, dapat diberikan suntikkan dengan penicillin 3.000 unit per kg ikan.
saya rasa itu saja sobatku untuk pembesaran dan perawatan ikan kerapu
semoga bermanfaat
terima ksih atas kubjungannya
No comments:
Post a Comment